TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi sinyal bahwa para aktivis 1998 memiliki potensi untuk menjadi menteri di kabinet mendatang. Jokowi mengatakan, dirinya banyak mendengar tentang aktivis 98 yang menjadi kepala daerah ataupun anggota parlemen, tapi belum ada pelopor reformasi itu yang menjadi menteri di kabinet.
Baca juga: Partai Koalisi Jokowi Minta Jatah Menteri, PDIP Tahan Diri
"Saya mendengar banyak aktivis 98 yang menjadi anggota DPR, kepala daerah, saya lihat di menteri belum. Bisa saja kenapa tidak, dengan kemampuan yang ada, bisa saja," ujar Jokowi dalam acara Halal Bihalal bersama aktivis '98 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Ahad, 16 Juni 2019.
Ketika Jokowi berkata demikian, sontak nama politikus PDIP Adian Napitupulu didengung-dengungkan oleh para mantan aktivis yang hadir. "Adian, Adian," ujar mereka bersorak.
Mendengar sorakan tersebut, Jokowi langsung merespon bahwa dirinya enggan membocorkan nama aktivis 98 yang dinilai cocok menjadi menteri di kabinet mendatang. "Saya tidak mau menyebut nama dulu, tadi ada yang bilang Bung Adian, Bung Adian, inisial pun saya enggak mau (sebut)," ujar Jokowi.
Selain menteri, ujar Jokowi, para aktivis 98 juga bisa saja menjadi duta besar, atau penjabat di BUMN. "Tetapi saya tentu selalu melihat yang bersangkutan memiliki kapasitas atau tidak," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi memang merupakan sosok pemimpin yang kerap memberikan sinyal-sinyal politik. Mei lalu, Jokowi juga sempat menyinggung figur Ketua Umum HIPMI, Bahlil Lahadalia, yang dinilai cocok untuk menjadi menteri.
Baca juga: PPP Sudah Siapkan Calon Menteri yang Cocok di Kabinet Jokowi
"Saya lihat-lihat adinda Bahlil cocok jadi menteri. Dilihat dari samping, dilihat dari atas sampai bawah, cocok jadi menteri pinter membawa suasana," kata Jokowi saat memenuhi undangan buka bersama dengan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Pusat, Ahad, 26 Mei 2019.